Rabu, 19 November 2008

Ada Apa DenGan IndoNesiA ?????


Sebagai negara Terbesar populasi Muslim, dan menjunjung tinggi adat ketimuran seperti tenggang rasa, tepo seliro, bertanggung jawab, saling menghormati (PPKN bgt ga sih..), mengapa bangsa ini semakin lama semakin hancur akan moralnya, semakin hancur akan budi pekertinya, dan semakin hancur akan jati dirinya. Ada 2 kasus yang menjadi perbincangan hangat belakangan ini.

Pertama,
Kasus penolakan terhadap UU Pornografi. Padahal sudah cukup gamblang dan jelas bahwa UU tersebut tidak akan menyentuh apa yang namanya kebudayaan, adat istiadat, dll. Tapi tetap saja masih banyak yang beralasan (orang-orang pintar Booo yang ngomong,,,GILeee betuLL) akan berdampak pada disintegrasi bangsa, lalu yang saya pikirkan, apa alasan mereka bicara seperti itu terus? mengapa orang-orang Papua yang mencari suaka ke Australia sama sekali tidak dikecam? Alasan-alasan yang mereka kemukakan sama sekali tidak masuk akal, salah satunya ya tadi itu bisa menyebabkan perpecahan bangsa dan ada lagi alasan yaitu nanti masyarakat bisa main hakim sendiri karena diatur dalam UU yaitu peran serta masyarakat sangat diharapkan dalam hal pornografi (Die takut ame FPI kali yee...) padahal dah diatur dipasal setelahnya yaitu peran serta masyarakat berupa melapor kepada yang berwajib or yang berwenang jika melihat hal-hal yang berbau pornografi, ada juga yang beralasan pengertian pornografi masih bias (mampus ga Lo..), definisi porno dimana-mana dari dunia sampe akhirat ya kurang lebihnya adalah segala bentuk buka-bukaan (pakaian dan celana) oleh kaum wanita dan pria yang bisa menimbulkan birahi pria or wanita lainnya (Orang gila juga pada tauuu). Kenapa mereka beralasan masih bias pengertiannya, karena pikiran mereka itu sudah porno, jadi hal-hal yang berbau porno udah ga ngepek lagi sama mereka (dah ga normal kali ya).

Kedua,
Kasus Ahmadiyah. Nah ini lebih seru lagi, sampe-sampe seorang Presiden SBY n' Dubes AS untuk Indonesia ikut memberi komentar. Masalah Ahmadiyah juga udah jelas las las. Bagi umat Islam dari manapun Aqidah or Dasarnya adalah Tuhannya Allah SWT dan Nabinya sekaligus Nabi terakhir adalah Muhammad SAW, nah tapi ini kan tidak seperti itu, ngaku-ngaku Islam tapi mengajarkan Islam ajaran Mirza Ghulam Ahmad yang mereka klaim sebagai Nabi (Konyol bgt sih...). Ini dah jelas bgt penodaan dalam agama, dan itu dah diatur dalam UU dan ada sanksi untuk itu. Tapi sekali lagi, ada pembelanya bung, parahnya yang bela orang Islam juga, dan alasan si pembela itu bukan membela keyakinan Ahmadiyah tapi membela hak dan kewarganegaraan umat Ahmadiyah. Sekarang logika sederhana saja, si pembela Ahmadiyah tersebut sudah menyatakan klo ajaran Ahmadiyah itu salah tapi yang dia bela adalah hak dan kewarganegaraannya jadi masyarakat Ahmadiyah berhak hidup yang layak di Indonesia, nah klo di logikakan ada masyarakat pencuri,perampok,koruptor,dll, jika ditanya ke si pembela Ahmadiyah or ke masyarakat umum pasti jawabannya adalah aktivitas mereka itu salah dan mereka itu Penjahat, dan harus dihukum, tapi klo mereka menggunakan asas hak dan kewarganegaraan maka si pencuri, perampok, dan koruptor tersebut juga berhak mempunyai kehidupan di Indonesia, tapi kan ga begitu, pada akhirnya si pencuri, perampok dan koruptor tetap dinyatakan bersalah dan harus dihukum. Tetapi Ahmadiyah sama sekali tidak dinyatakan sebagai ajaran penjahat padahal Ahmadiyah itu sudah mencuri, merampok, dan menghancurkan aqidah or dasar Islam itu sendiri.

Itulah dua kasus yang menjadi potret suram bangsa ini, yang mengagungkan Demokrasi tetapi tidak mau patuh terhadap produk hukum bangsa ini, semaunya sendiri, sampai-sampai ada yang bilang "Negara tidak berhak ikut campur urusan keyakinan masyarakatnya" (Wong Edan...!!!), jikalau konteks kalimat tersebut diperuntukan untuk menyamaratakan satu keyakinan misal, Warga NU, Muhammadiyah,dll harus ikut ajaran Islam versi pemerintah, nah ini baru cocok konteks kalimat tersebut, tapi klo negara ingin melindungi keyakinan satu agama biar tidak ternoda lalu digunakan konteks kalimat diatas maka yang berbicara tersebut tidak berhak menjadi Warga Negara Indonesia karena ga mau diatur, wong yang namanya warga negara ya harus mau diatus dong sama negaranya (klo ga mo diatur pergi aja sana ke greenland, mo bugil juga bebas).

Wallahualam Bishawab

1 komentar:

atmosfer kata-kata mengatakan...

suka nulis juga bapak ini, hehe..

kurang lebihnya sama lah ba', emang bangsa ini udah aneh dari sono-nya juga.

gue sih positif thinking ajalah, analogi pedang deh.. makin di tempa, bakal makin kuat dan tajem.

mudah2an aja yg terjadi sekarang, kita lagi ditempa, alasan klasik-nya.. SEMUA BUTUH PROSES!hahaha..

untuk urusan din' (kalo agama mah ada banyak men, tapi kalo din kan cuman Islam doang..hehe) di Indonesia makin luntur boss..

sampe ada anekdot, kalo kita main ke istana presiden; kita buang (maap nih..) al-quran ke tempat sampah nggak bakal tuh di tangkep sama paspampres. tapi kita potek tuh dikit aja buntut-nya patung garuda, kita bakal ditangkep-dipenjara-dituduh makar-pokoknya yang aneh-aneh lah.. padahal itu kan cuman BUNTUT PATUNG BURUNG GARUDA?

yaah gitu deeeh..

wassalam!